IMAN NUH YANG TIDAK TERGOYAHKAN
- Care City Church

- Jun 2
- 3 min read
Jun 2025 | 16 - 22 Jun 2025

Kejadian 6:22
Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.
Iman itu akan terasa mudah ketika hidup kita berjalan dengan mulus, tetapi iman mulai diuji pada waktu musim penantian, ketidakpastian, dan tantangan. Iman yang tak tergoyahkan bukan sekadar keyakinan akan keberadaan Tuhan, tetapi lebih dari itu, iman adalah kepercayaan yang mendalam pada karakter, janji, dan waktu Tuhan, bahkan ketika keadaan kita berkata lain.
Dalam Alkitab, kita melihat iman yang tak tergoyahkan pada setiap tokoh alkitab baik pria maupun wanita yang memilih taat daripada hidup dalam kenyamanan, seperti Nuh, yang membangun bahtera sebelum setetes air hujan turun. Imannya tetap teguh terhadap keraguan, penundaan, dan ketidakpercayaan orang lain. Iman Nuh yang tak tergoyahkan dalam membangun bahtera, meskipun diejek, tidak ada tanda-tanda bahaya air bah yang mengancam, dan tugas berat di hadapannya memberikan beberapa pelajaran yang berarti :
Ketaatan Di Atas Pengertian
Kejadian 6:22
Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.
Iman bukan berbicara tentang kita mengetahui semua jawaban, tetapi tentang mempercayai Dia yang mengetahuinya. Ketika Tuhan memanggil, tanggapilah meskipun itu tidak masuk akal dan saat kita belum melihatnya.
Ketahanan dan Kesabaran Pada Waktu Tuhan
2 Petrus 2:5
dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik.
Nuh disebut sebagai "pengkhotbah kebenaran," yang menunjukkan upaya dan peringatan selama puluhan tahun. Janji-janji Allah tidak selalu cepat, tetapi pasti. Tetaplah setia di musim-musim yang sepi, kepatuhan yang kita lakukan dari waktu ke waktu akan menuntun kita pada hasil yang Allah berikan.
Integritas Di Dunia yang Bengkok
Kejadian 6:9
Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
Hidup dengan setia adalah mungkin dilakukan meskipun tidak semua orang di sekitar kita melakukannya. Oleh karena itu, tetaplah teguh pada nilai-nilai Kristus yang kita percaya, meskipun hal itu mengorbankan popularitas atau kenyamanan kita.
Persiapan Dalam Iman
Ibrani 11:7
Karena iman, maka Nuh – dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan – dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.
Iman mempersiapkan kita untuk apa yang telah dijanjikan Tuhan, bukan hanya apa yang dapat kita lihat. Bangunlah hidup kita berdasarkan firman Tuhan, bukan berdasarkan keadaan saat ini.
Keselamatan Melalui Kepercayaan
1 Petrus 3 : 20 - 21
yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan – maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah – oleh kebangkitan Yesus Kristus
Bahtera menjadi simbol keselamatan, yang menggambarkan baptisan dan Kristus. Tuhan menyediakan jalan keselamatan, dan kita dapat memasukinya melalui iman. Percayalah pada penyediaan Tuhan, bukan hanya untuk kehidupan ini, tetapi untuk kehidupan kekal.
Refleksi :
Bayangkan bila kita menjadi Nuh, ia diperintahkan untuk membangun sebuah perahu raksasa tanpa melihat laut, diperingatkan akan hujan padahal hujan tidak pernah turun. Iman Nuh tidak pasif; imannya membangun, bertahan, berkhotbah, dan menanti. Ia memilih ketaatan saat menghadapi ejekan, kepercayaan alih-alih penjelasan, dan iman alih-alih rasa takut.
Kisah Nuh mengingatkan kita bahwa iman sejati bukan hanya tentang apa yang kita yakini, tetapi tentang apa yang kita bangun. Apa yang kita bangun dengan iman kita hari ini? Kehidupan yang mempersiapkan diri untuk janji-janji Tuhan, atau kehidupan yang sesuai dengan kemudahan dan keraguan dunia?
Marilah kita menjadi orang-orang yang, seperti Nuh, membangun dalam iman, menanti dengan sabar, dan berjalan dalam ketaatan, bahkan saat langit cerah dan dunia tidak mengerti.
Referensi





Comments