top of page

IMAN PAULUS YANG TIDAK TERGOYAHKAN

Jun 2025 | 23 - 29 Jun 2025

ree

Kisah Para Rasul 20:24

Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

Kehidupan Paulus setelah bertemu Kristus di jalan menuju Damaskus merupakan bentuk pengejaran kehendak Tuhan yang tak kenal lelah. Imannya sungguh tak tergoyahkan. Apa yang membuat iman Paulus tak tergoyahkan?


  1. Panggilan yang Jelas - Ia Mengerti Tujuannya Yaitu Bersaksi Untuk Memberitakan Injil

Ia menjalani hidup yang dipenuhi dengan pencobaan, pertentangan, dan penderitaan yang hebat. Dipenjara, dipukuli, mengalami kecelakaan kapal, dan di salah pahami, bahkan oleh sesama orang percaya. Perjalanan Paulus sama sekali tidak mudah. ​​Namun, melalui setiap kesulitan, imannya kepada Kristus tidak pernah goyah. Mengapa? Karena fondasinya tidak terletak pada keadaannya, tetapi pada pribadi Yesus Kristus.


Ia menanggung penderitaan bukan sebagai korban, tetapi sebagai hamba—percaya karena Kristus, ia layak untuk menanggung semuanya. Surat-suratnya, yang ditulis dalam keadaan terbelenggu dan penuh kesulitan, masih bergema dengan sukacita, harapan, dan keyakinan. Imannya tidak berakar pada hasil akhir, tetapi pada Dia yang memanggilnya.


  1. Hati yang Berserah Penuh - Ia Tidak Berpegang Teguh Pada Dirinya dan Kenyamanan Hidupnya

Ketika Paulus menyatakan dalam Roma 8 : 38 - 39 bahwa "tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah," itu bukanlah sebuah teori, melainkan sebuah kesaksian. Ia menjalani kebenaran itu. Ia menyerahkan hidupnya. Ia percaya kepada Allah waktu ia bebas maupun saat ia terikat. Hidupnya mengajarkan kita bahwa iman yang tak tergoyahkan bukan berarti tidak ada badai, tetapi keyakinan kepada Kristus yang menenangkan badai atau keyakinan bahwa Yesus berjalan bersama kita untuk melewatinya.


  1. Harapan yang Berpusat Pada Kristus - Sukacitanya Berasal Dari Melayani Yesus, Bukan Menghindarinya

Paulus tidak membangun imannya berdasarkan kenyamanan, kesuksesan, atau pengakuan. Ia membangunnya berdasarkan Kristus, Pribadi yang memanggilnya, menyelamatkannya, dan mengutusnya. Itulah sebabnya Paulus dapat dengan berani berkata, "Tak satupun dari hal-hal ini menggerakkan aku." Pandangannya tidak tertuju pada bahaya yang ada di depannya, tetapi pada misi yang diberikan Tuhan kepadanya.


Refleksi : 

Di dunia yang terus berubah, iman Paulus mengingatkan kita bahwa stabilitas tidak dapat ditemukan dengan menghindari badai, tetapi dengan mengetahui siapa yang mendukung kita di dalamnya. Apakah kita menghadapi ketidakpastian, penderitaan, atau keputusasaan? Biarkan teladan Paulus dapat menggerakkan iman kita. Kita tidak memerlukan keadaan yang sempurna untuk memiliki iman yang tak tergoyahkan, tetapi kita memerlukan Juruselamat yang sempurna.  

     

Referensi



ree

 
 
 

Comments


bottom of page