top of page

KEDAMAIAN YANG TIDAK TERGOYAHKAN DALAM DUNIA YANG BERUBAH-UBAH

Jul 2025 | 21-27 Jul 2025

ree

Yesaya 26:3

Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.

Yesaya 26:3 adalah bagian dari nyanyian kepercayaan dan pujian yang membentang sepanjang Yesaya 26, kadang-kadang disebut "Nyanyian Yehuda." Hal tersebut mengikuti nubuat tentang pembebasan masa depan Allah dan menunjuk ke suatu waktu ketika umat Allah akan hidup dalam damai dan keamanan karena pemerintahanNya yang benar. Yesaya melayani selama masa yang sangat tidak stabil dalam sejarah Yehuda (sekitar 740–680 SM). Orang-orang Yehuda menghadapi berbagai macam hal seperti ancaman politik dari kerajaan-kerajaan yang kuat seperti Asyur, kemerosotan rohani karena penyembahan berhala dan pemberontakan terhadap Tuhan, kecemasan internal ketika para pemimpin dan orang-orang sama-sama bimbang antara mempercayai Tuhan dan membentuk aliansi dengan bangsa-bangsa kafir. Terlepas dari semua kekacauan itu, Yesaya terus-menerus memanggil orang-orang untuk percaya kepada Tuhan saja, bukan kekuatan militer, bukan aliansi asing, dan bukan dewa-dewa palsu.


Di dunia kita hidupi saat ini ditandai oleh ketidakpastian, perubahan yang cepat, dan kebisingan yang terus-menerus, kedamaian sering kali terasa sulit diraih. Berita utama harian, cobaan pribadi, dan ketidakstabilan global semuanya mengancam untuk mengguncang rasa aman kita. Namun, Yesaya 26:3 menawarkan janji yang mendalam, yaitu Tuhan sendiri akan menjaga kita dalam kedamaian yang sempurna, bukan melalui keadaan yang berubah, tetapi melalui kepercayaan yang teguh kepada-Nya.


Bagaimana kita hidup dengan kedamaian yang tak tergoyahkan di dunia yang terus berubah? Yesaya memberi kita dua kunci :


  1. Pikiran Teguh yang Berlabuh pada Tuhan

Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera,…


Pikiran yang teguh adalah pikiran yang berlabuh, tidak hanyut oleh setiap kekhawatiran atau ketakutan baru. Pikiran yang teguh adalah pikiran yang disiplin dan tetap pada siapa Tuhan itu, melalui karakter, janji, dan kehadiran-Nya. Ketika pikiran kita berlabuh pada kebenaran-Nya, kita tidak akan terombang-ambing oleh apa yang terjadi di sekitar kita. Pikiran yang teguh bukan berarti mengabaikan pergumulan, tetapi tetap berlandaskan pada kebenaran yang menopang kita melalui pergumulan tersebut.


  1. Hati yang Memilih untuk Percaya

…sebab kepada-Mulah ia percaya.


Kedamaian yang sempurna tidak mengalir dari kondisi yang sempurna, tetapi dari hati yang memilih untuk percaya, bahkan ketika hidup tidak masuk akal. Kepercayaan adalah sebuah keputusan, yang sering dibuat dalam ketegangan antara rasa takut dan iman. Itu berarti melepaskan kendali dan percaya bahwa Tuhan sudah cukup, bahwa Dia masih memegang kendali, masih baik, dan masih bekerja, bahkan ketika kita tidak dapat melihatnya.


Refleksi : 

Apa yang kita pikirkan setiap hari? Berita, ketakutan, atau janji-janji Tuhan? Area kehidupan mana yang perlu kita serahkan dengan penuh kepercayaan hari ini?


Kedamaian sejati tidak ditemukan dalam kehidupan yang tenang, tetapi dalam jiwa yang tenang, yaitu jiwa yang tetap percaya kepada Tuhan meskipun badai menerjang. Saat kita memilih untuk memfokuskan pikiran kita kepada-Nya dan menambatkan hati kita dalam kepercayaan, kita akan menemukan bahwa kedamaian-Nya tidak hanya menjadi sebuah kemungkinan, tetapi sebuah hal yang pasti yang sudah dijanjikan Tuhan.


Referensi



ree

 
 
 

Comments


bottom of page