top of page

KEPERCAYAAN YANG TIDAK TERGOYAHKAN

Jul 2025 | 14 - 20 Jul 2025

ree

Berakar dalam kasih Tuhan untuk berdiri kuat di Segala Musim.


Amsal 3:5

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.

Kehidupan seringkali menempatkan kita dalam situasi yang membuat kita merasa tidak aman, cemas, atau benar-benar kehilangan kendali. Pada saat-saat seperti ini, naluri manusiawi kita adalah mencoba mencari tahu, memahami kekacauan, atau memperbaiki keadaan dengan kekuatan sendiri.


Tetapi Amsal 3 : 5 dengan lembut dan tegas mengingatkan kita untuk percaya kepada Tuhan dengan segenap hati kita dan jangan bersandar kepada pengertian kita sendiri.


Kepercayaan semacam ini bukanlah bentuk dari menyerahkan sebagian diri kita, tetapi penyerahan diri secara utuh. Kepercayaan penuh berarti kita melepaskan seluruh keinginan kita untuk mengendalikan dan menaruh keyakinan kita sepenuhnya kepada Tuhan, bahkan ketika kita tidak mengerti apa yang sedang Dia lakukan.


Ayat ini menunjukkan kepada kita 2 hal penting yang perlu kita ingat untuk membangun kepercayaan yang kuat pada Tuhan : 


  1. Tuhan Melihat Gambaran yang Lebih Luas

Kita hanya melihat sebagian kecil dari teka-teki cerita hidup kita, tetapi Tuhan melihat keseluruhan cerita kita dari awal hingga akhir. Apa yang mungkin tampak seperti sebuah kemunduran atau kebingungan bagi kita bisa jadi hal tersebut merupakan bagian dari rencana-Nya yang lebih besar. Yesaya 55:8–9 mengatakan bahwa jalan dan pikiran-Nya lebih tinggi daripada jalan dan pikiran kita. Mempercayai Tuhan berarti menerima bahwa perspektif-Nya lebih luas, lebih bijaksana, dan pada akhirnya lebih baik, bahkan ketika itu tidak sesuai dengan perspektif kita.


Tuhan bekerja di luar waktu kita. Dia tahu dari awal sampai akhir (Yesaya 46:10), dan Dia melihat bagaimana setiap bagian dari perjalanan kita sesuai dengan rencana-Nya yang lebih besar untuk kebaikan dan kemuliaan-Nya.


Bayangkan seperti menonton pawai dari permukaan jalan. Anda hanya melihat apa yang lewat di depan Anda. Namun, Tuhan mengawasi dari atas, Dia melihat seluruh pawai, dari awal hingga akhir. Dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, apa yang perlu terjadi sekarang, dan bagaimana semuanya saling terkait.


  1. Kepercayaan Akan Bertumbuh Ketika Kita Berserah

Kepercayaan sejati membutuhkan penyerahan diri. Semakin kita mencoba mengendalikan hasil, semakin banyak stres dan ketakutan yang kita tanggung. Salah satu hambatan terbesar untuk mempercayai Tuhan adalah keinginan kita untuk tetap memegang kendali. Kita menginginkan kepastian, jawaban, dan hasil yang sesuai dengan harapan kita. Namun, Tuhan sering bekerja dengan cara yang melampaui kita, bukan untuk membingungkan atau membuat kita frustasi, tetapi untuk mendekatkan kita kepada-Nya.


Namun, saat kita melepaskan pegangan kita dan menyerahkan segala sesuatu ke tangan Tuhan, kita menciptakan ruang bagi kedamaian dan bimbingan-Nya untuk menuntun kita.


Melepaskan bukanlah kelemahan, tetapi itu adalah tindakan iman yang mengundang Tuhan untuk bertindak dengan penuh kuasa dalam hidup kita bahkan ketika jalan-jalan-Nya tampak tidak jelas atau waktu-Nya terasa lambat. Pemahaman kita terbatas, dibentuk oleh emosi, pengalaman masa lalu, dan penalaran manusia. Namun, pemahaman Tuhan tidak terbatas, sempurna, dan selalu sejalan dengan kasih dan tujuan-Nya bagi kita.


Mazmur 46:11

”Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!”

Refleksi : 

Di bagian mana dalam hidup kita yang mengandalkan pemahaman kita yang terbatas dibandingkan hikmat Tuhan? Bagian mana yang perlu kita serahkan hari ini untuk mengalami kedamaian dan pemeliharaan Tuhan? Amsal 3:5 menantang kita untuk memilih kepercayaan daripada pemahaman, iman daripada rasa takut, dan penyerahan diri daripada mengandalkan diri sendiri. Tuhan tidak meminta kita untuk mencari tahu segalanya, Dia hanya meminta kita untuk mempercayai-Nya sepenuhnya. Ketika kita memilih untuk mempercayai-Nya sepenuhnya, kita menukar kecemasan dengan kedamaian, kebingungan dengan arahan, dan ketakutan dengan iman. Mempercayai Tuhan tidak berarti kita akan selalu memahami perjalanannya, tetapi itu berarti kita tidak akan pernah menjalaninya sendirian.

     

Referensi



ree

 
 
 

Comments


bottom of page