MENCARI KEDAMAIAN DAN HIKMAT DALAM DUNIA YANG MUDAH TERGUNCANG
- Care City Church
- Apr 29
- 3 min read
May 2025 | 19 - 25 May 2025

Matius 5:9
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Yakobus 3:17
Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.
Di dunia saat ini, seperti yang baru-baru ini menjadi perhatian oleh berita terbaru Donald Trump, jelas terlihat betapa cepatnya perang dagang dan ketegangan ekonomi cepat atau lambat dapat meningkat menjadi konflik yang lebih luas. Dimulai dari tidak adanya kesepakatan dalam perdagangan mengenai tarif perdagangan yang tinggi, sumber daya, atau kepentingan nasional seringkali berkembang menjadi perebutan kekuasaan dan keamanan. Konflik-konflik ini tidak hanya mengganggu perekonomian dunia tetapi juga berdampak besar pada kehidupan manusia, menyebabkan perpecahan yang mendalam, penderitaan, dan bahkan sangat mungkin menyebabkan konflik bersenjata secara global.
Namun, bagaimana kita, sebagai pengikut Kristus, menanggapi kenyataan ini? Bagaimana kita terlibat dalam dunia di mana pertikaian tampaknya tak terelakkan dan ketegangan meningkat setiap hari? Perkataan Yesus dan Yakobus memberikan petunjuk untuk mengatasi perkara yang sulit ini.
Panggilan untuk Menjadi Pembawa Damai
Yesus berkata saat Khotbah di bukit, bahwa kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai. Berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di dunia, dunia seringkali berusaha untuk menang dengan segala cara, baik melalui perjanjian dagang atau kekuatan militer, Yesus memanggil kita ke jalan yang berbeda. Jalan seorang pembawa damai bukanlah jalan ketidakpedulian pasif tetapi jalan rekonsiliasi aktif. Pembawa damai mencari pengertian, negosiasi, dan penyembuhan, bahkan ketika menghadapi permusuhan dan konflik. Mereka mencerminkan hati Tuhan dalam upaya untuk menenangkan badai, memulihkan hubungan, dan membawa perdamaian ke dunia yang terpecah belah.
Hikmat yang Berasal dari Atas
Yakobus 3 : 17 berbicara tentang hikmat yang datang dari Tuhan, hikmat yang murni, cinta kedamaian dan penuh perhatian. Di tengah perang dagang dan potensi konflik bersenjata, kita harus ingat bahwa hikmat Tuhan tidak memicu perpecahan atau kebencian. Sebaliknya, hikmat-Nya mengupayakan perdamaian dan rekonsiliasi. Ketika bangsa-bangsa dan individu-individu berkonflik, hikmat dari Tuhan menantang kita untuk mendekati orang lain dengan kerendahan hati, mendengarkan dengan saksama, dan mengejar keadilan dan perdamaian, bukan hanya sekedar kemenangan.
Menuai Kebenaran
Yakobus 3:18 mengingatkan kita bahwa orang yang membawa damai yang menabur damai akan menuai kebenaran. Itu adalah pengingat bahwa upaya yang kita lakukan untuk mengejar perdamaian, baik dalam hubungan internasional, komunitas lokal, atau kehidupan pribadi kita adalah perbuatan yang tidak sia-sia. Akan ada buah dari kerja keras kita. Sekalipun situasinya tampak mengerikan, mengejar perdamaian selalu bernilai. Pada akhirnya, tuaian itu bukan hanya sekadar gencatan senjata atau penghindaran perang, tetapi kedamaian yang lebih dalam yang datang dari hidup yang selaras dengan kehendak Tuhan.
Berdoa untuk Meminta Hikmat
Sebagai orang Kristen, kita juga dipanggil untuk berdoa untuk pemimpin kita, baik pemimpin politik maupun pemimpin ekonomi, yang mengambil keputusan yang dapat mempengaruhi kedamaian dan kesejahteraan negara. Alkitab mengajarkan kita untuk berdoa untuk “raja-raja dan semua penguasa, agar kita dapat hidup tenteram dan aman” (1 Timotius 2 : 2). Di dunia di mana perang dagang dapat menyebabkan konflik bersenjata, doa merupakan alat yang sangat kuat. Berdoalah untuk meminta hikmat agar hati para pemimpin dapat dibimbing oleh keadilan dan kedamaian, dan agar mereka diberikan kekuatan untuk berdiri teguh untuk mengejar rekonsiliasi.
Refleksi :
Selidiki hati kita masing-masing. Apakah ada area dalam hidup Anda yang membutuhkan kedamaian, mungkin hubungan antar anggota keluarga, kolega atau tetangga? Berdoalah agar hikmat dari Tuhan membimbing Anda dalam situasi ini. Renungkanlah bagaimana Anda bisa menjadi pembawa damai dalam kehidupan sehari-hari Anda. Baik di tempat kerja, dalam komunitas, ataupun online, carilah peluang untuk bisa membawa perdamaian daripada perpecahan.
Luangkan waktu hari ini untuk berdoa bagi para pemimpin gereja, negara maupun dunia. Berdoalah untuk meminta hikmat, kedamaian dan pengertian ditengah - tengah negosiasi perdagangan dan ketegangan politik.
Referensi

Comments